BAB 5 Nabi Yahya AS

 


Silahkan disimak dan perhatikan dengan baik ya anak-anak kisah Nabi Yahya AS pada video di atas😊

Kisah Nabi Yahya AS

Nabi Yahya bin Zakaria a.s. dikisahkan di dalam Al-Quran bahwa ia diberi ilmu dan hikmah selagi ia masih kanak-kanak dan ia seorang putera yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan bukanlah orang yang sombong durhaka. Ia terkenal cerdik pandai, berfikiran tajam sejak ia berusia muda, sangat tekun beribadah yang dilakukan siang dan malam.

Ia dikenal oleh kaumnya sebagai orang alim menguasai soal-soal keagamaan, hafal kitab Taurat, sehingga ia menjadi tempat bertanya tentang hukum-hukum agama. Ia memiliki keberanian dalam mengambil sesuatu keputusan, tidak takut dicerca orang dan tidak pula menghiraukan ancaman pihak penguasa dalam usahanya menegakkan kebenaran dan melawan kebathilan (keburukan)

Dikisahkan bahwa ada seorang raja Hirodus Penguasa Palestina pada waktu itu mencintai anak saudaranya sendiri atau keponakannya yang bernama Hirodia, seorang gadis yang cantik yanh ingin dinikahinya. Sang gadis berserta ibunya dan seluruh anggota keluarga menyetujui rencana pernikahan itu, namun Nabi Yahya menentangnya dan mengeluarkan fatwa bahwa pernikahan itu tidak boleh dilaksanakan karena bertentangan dengan syariat kitab taurat yang mengharamkan seseorang menikahi anak saudaranya sendiri atau keponakannya

Berita rencana pernikahan Hirodus dan Hirodia serta fatwa Nabi Yahya yang melarangnya tersiar di seluruh pelosok kota dan menjadi pembicaraan orang di segala tempat di mana orang berkumpul. Hirodia si gadis cantik calon isteri itu merasa sedih bercampur marah terhadap Nabi Yahya yang telah mengeluarkan fatwa mengharamkan pernikahannya dengan pamannya itu raja Hirodus, fatwa ini telah membawa reaksi dan pendapat dikalangan masyarakat yang luas. Ia khawatir bahwa pamannya raja Herodus calon suami nya ini dapat terpengaruh oleh Nabi Yahya itu dan terpaksa membatalkan pernikahan yang sudah dinanti-nanti dan diidam-idamkan, bahkan sudah menyiapkan segala sesuatu berupa pakaian maupun peralatan yang perlu untuk pesta pernikahan yang telah disepakati itu.

Menghadapi fatwa Nabi Yahya dan reaksi masyarakat itu, Herodia tidak tinggal diam. Ia berusaha untuk mempengaruhi raja Herodus calon suaminya agar rencana pernikahannya segera dilaksanakan menurut rencana. Dengan merias diri dan berpakaian yang cantik, ia pergi mengunjungi raja Herodus. Bertanya Herodus kepada anak saudaranya calon isterinya yang nampak lebih cantik daripada biasa : “apakah yang dapat aku berbuat untukmu. Katakanlah aku akan patuhi segala permintaanmu. Sampaikanlah kepadaku keperluan dan keinginanmu.”

Herodia menjawab: “Bila Tuan Raja berkenan, maka aku hanya mempunyai satu permintaan. Permintaanku ialah kepala Yahya bin Zakaria orang yang telah mengacau rencana kita dan mencemarkan nama baik Tuan Raja dan namaku sekeluarga di segala tempat dan penjuru. Supaya dipenggal kepalanya. Alangkah puasnya hatiku dan besarnya terima kasihku, bila Tuanku berkenan meluluskan permintaanku ini”.
Herodus kemudian mengabulkan permintaan Herodia keponakannya itu. Demikianlah maka tidak berapa lama dibawalah kepala Yahya bin Zakaria berlumuran darah dan diletakkannya di depan Herodia yang tersenyum tanda gembira dan puas hati bahwa sudah membalas dendam terhadap Nabi Yahya yang akan menghalangi rencana pernikahannya itu. Sehingga perbuatannya itu menurunkan azab dari Allah atas dirinya, rajanya dan seluruh rakyatnya

Cerita tentang Zakaria dan Yahya terurai di atas dikisahkan oleh Al-Quran, surah Maryam ayat 2 sehingga ayat 15, surah Ali Imran ayat 38 senhingga ayat 41 dan surah Al-Anbiya’ ayat 89 sehingga ayat 90.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB 7 Qada dan Qadar

BAB 8 ZUHUD DAN QANA'AH

BAB 6